Sebagai anak
tunggal, Jon Koplo yang masih duduk di kelas 2 SD di Boyolali ini sering muncul
sifat manjanya. Kadang Tom Gembus dan Lady Cempluk sebagai orangtua sempat
judheg dibuatnya. Perkembangan terakhir, Jon Koplo selalu ingin mbolos sekolah
dan malas bangun pagi.
Hal itu terulang sampai beberapa hari. Namun Tom
Gembus dan Lady Cempluk masih bisa membujuk untuk tidak mbolos dan masuk
sekolah. Hingga suatu ketika Jon Koplo benar-benar mogok tidak mau sekolah.
“Katanya Jon Koplo mau jadi pilot? Kalau mau jadi pilot ya harus sekolah,”
bujuk Lady Cempluk sang ibunda.
“Nggak! Koplo nggak mau jadi pilot!” jawab Koplo.
“Lalu mau jadi apa?” tanya Cempluk dengan sabar.
“Jon Koplo mau jadi presiden!”
jawab Koplo cemberut.
“Nah, apalagi mau jadi presiden, ya harus rajin sekolah,”
lagi-lagi ibunya membujuk.
“Kan boleh dong Ma… sekali-kali Koplo mbolos. Bosan
belajar terus. Koplo capek Ma!” kata Koplo ngeyel.
“Ya sudah, kalau tidak mau masuk sekolah tidak
apa-apa, tapi nanti belajar di rumah sama Mama mulai jam tujuh, sama seperti
kalau sekolah. Pertama belajar matematika, lalu bahasa Inggris, terus agama,”
kata Cempluk. Jon Koplo kelihatan berpikir kemudian berkata, “Wah kalau begitu
Koplo masuk sekolah aja deh Ma. Banyak banget belajarnya kalau di rumah.
Di sekolah saja hari ini pelajarannya cuma olahraga
dan matematika…” Tom Gembus dan Lady Cempluk hanya geleng-geleng kepala melihat
tingkah laku anak semata wayangnya. Ternyata kecil-kecil sudah pandai berhitung
untung-rugi. Rupanya ia lebih berbakat jadi pedagang atau pengusaha dibanding
jadi pilot atau presiden.
Telah dimuat di harian Solopos.
http://ahtenane.com/2008/12/22/bakat-pengusaha/
Kecil2 mantap wkwkwkwk..
BalasHapusNamanya juga nak anak he..he..itu yg ngangenin he..he..
Hapus